Minggu, 01 Juli 2012

Sarana Hidup Bukan Sumber Hidup

Matius 6:33 (baca ay.25-34)
33. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Keserakahan/mamonisme adalah gerakan memuja harta dan apa yang bisa disediakan oleh harta. Manusia diciptakan Allah dengan 'kebutuhan" untuk menyembah, dan jika manusia tidak menyembah Allah, maka kebutuhan ini akan membawa manusia mencari sasaran penyembahan lain 'popularitas' atau 'manusia lain' atau bahkan 'materi'. Dalam kenyataan sehari-hari, ilah yang paling banyak disembah manusia adalah materi. Bagi penyembahnya materi adalah segalanya, dan ditempatkan lebih tinggi dari manusia bahkan dari Allah.

Salah satu yang penting dalam hal ini adalah persepsi yang benar. Allah sebagai sumber hidup, materi sebagai sarana hidup. Ketika kita terbalik mempersepsikannya, maka kita akan mulai terjerumus dalam ketidakseimbangan lagi. Dan karena persepsi salah dalam hal ini, materi begitu mengikat seseorang, sehingga membuat orang itu malah kuatir kehilangan materinya. Dan kekuatiran ini begitu merusak jiwa manusia, damai hilang dari kehidupan, damai hilang sukacitapun turut lenyap. Sukacita lenyap makna hidup pun semakin kecil.

Ingatlah, Materi adalah sarana untuk hidup, namun TUHAN lah sumber hidup. Rahasia besar dari kecukupan diri bukanlah mendapatkan apa yang kita inginkan, melainkan 'menginginkan' apa yang sudah kita dapatkan. Hiduplah untuk bisa berjalan bersama Allah dengan berinvestasi di surga sehingga kita tidak jadi hamba materialistis.

Hargailah kedaulatan yang TUHAN berikan

Amos 3:1-2
“Dengarlah firman ini, yang diucapkan TUHAN tentang kamu, hai orang Israel, tentang segenap kaum yang telah Kutuntun keluar dari tanah Mesir, bunyinya: ‘Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi, sebab itu Aku akan menghukum kamu karena segala kesalahanmu. Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?”

Pada waktu Tuhan menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir, Tuhan sendiri mendampingi mereka siang maupun malam. Pada waktu siang, Tuhan mendampingi mereka dengan tiang awan dan pada malam hari, Tuhan mendampingi mereka dengan tiang api. Semua itu menyatakan penyertaan Tuhan pada bangsa Israel. Bahkan yang hebat sekali dalam Amos 3:2 dikatakan bahwa: “Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi…” Arti kata ‘kenal’ dalam ayat ini mengandung arti sangat intim seperti suami-istri, begitu dekat.

Kepada orang-orang yang tidak memiliki ketaatan, Yesus berkata: “Aku tidak pernah mengenal kamu.” (Matius 25:12). Padahal mereka itu adalah orang-orang yang suka memberitakan Injil, mereka sering mendoakan orang sakit dan orang sakitpun menjadi sembuh. Rupanya banyak orang yang menamakan diri sebagai orang yang setia melayani Tuhan, menyembah Tuhan dan mengaku mengenal Dia. Tapi Tuhan sendiri berkata: “Aku tidak mengenal kamu.”

Kita yang telah ditebus Tuhan Yesus Kristus, kita telah menerima otoritas sebagai umat pilihan. Kita telah menerima hak kesulungan dari Tuhan. Jangan sampai kita seperti Esau yang telah menjual hak kesulungannya hanya karena sepiring kacang merah. Jangan sampai kita menjadi orang yang ditolak Allah. Kita telah menjadi harta kesayangan Allah. Pertahankanlah semua anugerah-Nya, sehingga kita dapat berkata: “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Roma 8:37).

Kita adalah umat kesayangan Allah, sebab itu kita harus menghargai kedaulatan yang Tuhan berikan.

Pembelaan TUHAN dalam hidup kita

1 Petrus 3:13
“Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik?”

Tuhan menghendaki agar kita selalu berbuat baik (Roma 12:9). Tetapi berbuat baik itu tidaklah mudah seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus “…Jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku…” (Roma 7:21-25). Hanya dengan pertolongan Allah saja kita akan sanggup melakukannya. Jika kita ingin melihat hari-hari baik, maka lakukanlah yang baik, karena mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar. Jika kita berbuat baik tentulah Allah berada di pihak kita dan bila Allah ada di pihak kita, siapakah lawan kita (Roma 8:31). Bagi anak-anak Tuhan menderita karena kebenaran adalah hal yang wajar, sebab itu janganlah kita takut atau ikut terpengaruh oleh keadaan sekitar kita, melainkan kuduskanlah Kristus sebagai Tuhan, yaitu dengan memperlakukan Tuhan sebagai tuan di dalam hidup kita dan kita sebagai hamba, maka kita akan melihat pertolongan Tuhan di dalam hidup kita (Yesaya 8:13-14).

Kita sering mendengar kata teror. Teror adalah hal yang tidak menyenangkan dan jahat. Teror seringkali membuat orang terkejut dan takut, tetapi firman Tuhan mengatakan janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti. Dalam keadaan sangat terjepit, Daud menguatkan kepercayaan kepada Tuhan. Daud memperlakukan Tuhan sebagai Tuannya, maka Allah menolong Daud dengan memberikan kemenangan kepadanya. Demikian juga raja Hizkia adalah orang yang berpegang teguh kepada segala perintah Tuhan. Ketika Hizkia menerima kabar yang mengecilkan hati, ia menyerahkan hal itu kepada Tuhan, maka Tuhan mendengar doanya dan membelanya.

Bila kita mau memperlakukan Tuhan sebagai Tuan dalam hidup kita, maka kita akan melihat pembelaan Tuhan dalam hidup kita.

Fellowship

Ibrani 10:24-25
24. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

Setiap kita memiliki kebutuhan untuk bersekutu. Kita tak diciptakan untuk menyendiri melainkan untuk saling bergantung. Apa arti persekutuan? Gosip? Secangkir teh dan snack? Jalan-jalan? Bukan. Arti persekutuan dalam akar Yunani adalah bersama atau berbagi. Jadi persekutuan adalah partisipasi bersama dengan membagi apa yg anda miliki kepada orang lain atau menerima apa yg orang lain berikan kepada anda. Di dalam persekutuan, kita saling berbagi hal yg telah kita terima dari TUHAN. Memberi dan menerima adalah hakikat persekutuan, dan memberi serta menerima harus menjadi cara bersekutu dalam kehidupan tubuh Kristus.

Dengan merenungkan bagian Alkitab Kisah Rasul 2:42-47 kita dapat melihat bagaimana persekutuan jemaat mula-mula.

Itulah persekutuan menurut perjanjian baru. Persekutuan Kristen mencakup dua dimensi, vertikal baru horizontal. Persekutuan dgn Allah, baru persekutuan dgn manusia (1 Yoh 1:3). Orang yg tak mengenal Allah tidak berada dalam persekutuan dengan Bapa dan Anak dan Roh Kudus, bukan Kristen dan tidak dapat berbagi realitas persekutuan dgn Kristen lainnya. Setiap orang percaya mendapatkan tempat di dalamnya melalui kelahiran baru yg secara tak terhindarkan menjadikannya anggota keluarga Allah. Sama seperti keluarga layaknya, maka di dalam keluarga Allah kita memberi juga menerima-bersama dgn hak yg kita peroleh datang juga kewajiban, dan yg menarik, Allah memandang persekutuan di antara orang percaya sedemikian istimewa hingga ia berjanji, jika ada dua-tiga orang di antara anak-Nya berkumpul di dalam nama-Nya, maka Ia akan hadir di tengah mereka (Mat.18:20)

Menjadi Masyarakat Kasih Karunia

Yohanes 8:7 (baca ay.2-11)
7. Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."

Sebuah kisah Jim Baker, dia seorang pendeta selebritis yg memukau dunia dgn kefasihan lidahnya sebagai pembicara tv di Amerika di bawah bendera perisahaan PTL (Praise The LORD). Pada puncak kejayaannya Jim terjerat dosa seksual dan penyimpangan keuangan, yg menyebabkan kariernya berakhir di penjara. Jim menceritakan harinya yang muram di penjara, dan pada suatu hari dia sedang membersihkan toilet penjara dan ia diberitahu ada seorang tamu datang untuk bertemu dengannya. Melihat kondisi dan pakaiannya yang kotor dia ragu untuk menerima seorang tamu, namun ahirnya dgn langkah gontai ia melangkah ke ruang pertemuan tanpa tahu siapa tamunya. Ketika masuk ke ruangan itu betapa terkejutnya dia karena yg berdiri di sana adalah Billy Graham yg tanpa ragu menghampiri, menyentuh dan memeluknya. Betapa luar biasa lukisan kasih karunia ini: seorang pria yg seumur hidupnya dikagumi jutaan orang karena melegenda sebahai sosok yg menang atas godaan uang dan seks memeluk seorang pria yg justru terjegal di dua bidang itu. Tak hanya sampai disana ceritanya: kasih karunia dlm bentuk anugerah pengampunan yg diulurkan Billy Graham adalah anugerah yg mengalir dari anugerah yg dia dan setiap kita nikmati saat kita datang kepada Kristus. Anugerah yg sama ini yang ditawarkan pada Jim Baker, lalu ia menuliskan buku: I was wrong and forgiven (aku bersalah dan diampuni).

Dosa terasa paling berat setelah kita menerima anugerah pengampunan, bukan sebelumnya. Pengampunan membuat seseorang sadar akan banyaknya dosanya ketika ia bertobat dan diampuni. Ketika Yesus memberikan kasih karunia pada wanita pezinah, apakah anda mendengar satu per satu yang digenggam orang banyak jatuh dan mereka beranjak pergi. Yoh 8:7-8?

Tuhan yang menuntun Umatnya

Keluaran 3:17
“Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.”

Allah berjanji akan menuntun bangsa Israel keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri yang berkelimpahan susu dan madu (Keluaran 3:17). Ini adalah gambaran dari keselamatan kita. Tuhan melepaskan kita dari belenggu dosa menuju pada kehidupan yang berkelimpahan. Gagasan mengenai keselamatan manusia datang dari Tuhan, bukan dari hati dan pikiran manusia.

Allah menciptakan manusia menurut peta dan teladan-Nya, tetapi manusia disesatkan dan diperdaya oleh iblis, sehingga manusia melanggar perintah Allah dan jatuh ke dalam dosa. Orang berdosa harus dihukum, sebab upah dosa ialah maut atau kematian. Dia adalah Allah yang penuh kasih, tetapi Dia juga adalah Allah yang adil dalam menjatuhkan penghukuman. Ia menghendaki semua manusia selamat dan mereka yang menolak pasti dihukum. Jika kita mengaku dosa kita, maka Tuhan akan mengampuni (I Yohanes 1:9). Tanpa pengakuan dosa, tidak ada pengampunan dan untuk mengaku dosa, kita harus terlebih dulu sadar bahwa kita adalah orang berdosa, semua itu adalah pekerjaan Roh Tuhan.

Setelah menebus manusia dari cengkeraman setan, Tuhan menghendaki kita menjadi milik-Nya untuk selamanya. Dia menuntun dan memimpin kita dalam perjalanan panjang menuju Tanah Perjanjian. Banyak cobaan, rintangan dan godaan harus kita hadapi. Tetapi percayalah, salib yang kita pikul, bukan salib yang terlalu berat. Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita (I Korintus 10:13).

Dengan salib kita masing-masing, kita akan berjalan terus bersama Yesus sampai tiba di negeri Perjanjian yaitu Surga yang mulia.

Kristus Sebagai Kepala Gereja

Kolose 1:15(renungkan ay.15-23)
15. Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,

Kolose adalah kitab yg sarat dgn pengajaran Kristologi (dokrin tentang Kristus). Ditulis oleh Paulus dgn tujuan melengkapi gereja dan menentang ajaran sesat/ bidat pada masa itu. Melalui tulisannya Paulus mengangkat satu tema utama yg menjelaskan keunikan Kristus. Dalam ayat di atas, Paulus memfokuskan pembahasan mengenai "supremasi Kristus" setelah mendoakan kemajuan kekristenan jemaat (ay.9-14), dan menjelaskan tentang Kristus adalah TUHAN atas segala ciptaan (ay.15-17), ia menandaskan pula bahwa Kristus adalah kepala gereja (ay.18).

Sebuah pemosisian yg menggambarkan dengan lugas hubungan yang unik antara Kristus dengan kita jemaat-Nya, yakni entitas/kesatuan yang hidup. Kristus adalah Kepala, yg menguasai dan memberikan arah; sementara jemaat adalah tubuh, organ pribadi-Nya yg berada di bawah kendali-Nya dan mentaati arahan/pimpinan-Nya, mengerjakan pekerjaan-Nya. Dan hidupnya secara keseluruhan merefleksikan kehidupan kebangkitan Kristus. Melalui penggambaran ini Paulus memberi penegasan bahwa sama sepeti kebergantungan tubuh pada kepala, maka demikian pula kehidupan gereja bergantung secara vital pada Kristus, sang Kepala. Kepala menghidupkan tubuh. Kehidupan kepala meir dalam tubuh dan memenuhi tubuh dengan dinamika kehidupannya. Tubuh meninggikan Juruselamat dan dgn patuh melaksanakan kehendak-Nya, Pulus menegaskan hanya ada satu kepala mengalir dalam tubuh dan memenuhi tubuh dgn dinamika kehidupannya. Tubuh meninggikan Juruselamat dan dgn patut melaksanakan kehendak-Nya, Paulus menegaskan hanya ada satu kepala bagi Gereja: yaitu Kristus, implikasinya secara tak terhindarkan menjadikan gereja harus berfokus pada Kristus dan kehendak-Nya. Dgn kata lain gereja yg benar adalah gereja "Christo cenntris", gereja yg membangun segala aspek kehidupannya di seputar Kristus.(Christ Oriented)

Memperbaiki langkah kita

Yeremia 7:3
“Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu, maka Aku mau diam bersama-sama kamu di tempat ini.”

Orang Yahudi yang tinggal di Yerusalem merasa bahwa cukup mereka mempersembahkan korban bakaran saja maka semua dosa mereka diampuni. Tetapi dengan tegas Firman Tuhan berkata: “Perbaikilah langkahmu dan perbuatanmu.” Tidak cukup hanya beribadah, tidak cukup hanya berjemaat dan lain sebagainya, tetapi sangat perlu sekali untuk memperbaiki perbuatan kita, setelah itu Tuhan mau diam di tengah-tengah kita. Beribadah itu baik, berkorban baik, tetapi akan menjadi tidak berguna kalau kita tidak memperbaiki langkah kita. Masa lalu kita yang salah perlu kita perbaiki agar Tuhan diam di tengah kita. Orang yang percaya harus selalu tahu tujuannya.

Mengapa kita masuk gereja? mengapa harus dengar dan lakukan Firman Tuhan? mengapa harus banyak berdoa dan sebagainya? Tahukah Anda ke mana Anda pergi?

Rasul Paulus berkata dalam I Korintus 9:26 “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.” Berlari artinya mengerahkan segenap kekuatan. Bukan petinju yang sembarangan saja memukul (bukan meninju angin: terjemahan lama). Dalam hidup kita harus ada goal-goal yang hendak kita capai. Tetapi goal yang bagaimana yang harus kita capai?

Filipi 3:13-14 “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”

Kita mau mencapai yang ada di depan. Jangan tangisi atau sesali kegagalan di tahun lalu. Bagi yang sudah berhasil capailah yang lebih tinggi lagi. Bagi yang belum berhasil tahun lalu waktunya bagi kita untuk menerima keberhasilan.

Tujuan utama kita adalah panggilan Allah dalam Kristus.

Communio Sanctorum

1 Petrus 2:9 (baca ay.8-10)
9. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Charles Colsin dan Harold Ficket dalam bukunya The Faith mengatakan: Di kayu salib, Kristus bukan saja mendamaikan kita dengan diri-Nya tetapi juga menggabungkan kita ke dalam tubuh-Nya yakni gereja. Sebagai pribadi Kristen, kita juga dipanggil menjadi bagian badan khusus yakni gereja lokal. Di situlah kewajiban dan disiplin rohani kita dapat dipenuhi. Kita tidak dapat memahami gereja tanpa memandangnya sebagai dari meta-narasi yang disampaikan Alkitab. Gereja adalah komunitas yang dipikirkan Allah bahkan sebelum waktu ada (Rom 8:29) gereja terdiri dari semua orang yang telah menerima tawaran keselamatan Kristus. Kitapun tidak dapat menjadi orang Kristen yang setia tanpa mengaku peran pokok yang diberikan Allah kepada gereja, tubuh Kristus yang hidup.

Gereja adalah proyek perebutan kembali. Ia ada untuk menegakkan kembali kekuasaan Allah di dunia, yang hampir merata menolak pemerintahan-Nya. Sebagai tubuh kristus tugasnya yang paling mendasar adalah membangun komunitas yang memiliki karakter kudus, meminjam istilah gereja mula-mula: komunitas orang kudus, 'communio sanctorum". Sebagai komunitas, gereja adalah masyarakat batu dengan nilai-nilai baru, yang seringkali berseberangan dengan nilai-nilai masyarakat sekitarnya. Dan prioritas pertama bagi komunitas ini adalah membuat orang-orangnya bertumbuh dalam Kristus dan kemudian memperlengkapi mereka untuk menghidupi imannya dalam setiap aspek kehidupan dan di setiap bagian dunia. Gereja tidak menarik orang masuk, tetapi mengirim orang keluar. Tidak ada dalam Alkitab! Dunia dinasihati untuk datang ke gereja, mandat gereja jelas: ia harus pergi ke luar.

Bangkit dari kegagalan

Lukas 22:60
Tetapi Petrus berkata: “Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan.” Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.

Tiga kali Petrus dicobai dan ia terjungkal. Ia menyangkali Yesus, bahkan pada ketiga kalinya Petrus bersumpah bahwa ia tidak mengenal Yesus. Tapi saat itu Yesus menyadarkan Petrus melalui kokok ayam. Kalau manusia sudah lupa Tuhan, binatang masih lebih dengar-dengaran kepada Tuhan. Tuhan bisa pakai apa saja, siapa saja untuk menyadarkan kita. Tuhan pun bisa bicara lewat bencana dan musibah. Tuhan memakai kejadian-kejadian alam untuk menandai kedatanganNya. Namun dengan penuh kasih, Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: “Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku” (Lukas 22:61). Tentu perbuatan Petrus sangat menyakitkan hati Yesus. Tapi ia masih memberi kesempatan kepada Petrus, ia memandang Petrus dengan mata yang mengasihi.

Berjalanlah dalam perjalanan iman, jangan berjalan pada jalan yang bertentangan dengan jalan Allah. Kita perlu menangisi kesalahan kita, menyesali dosa dan kesalahan dan berbalik dari dosa-dosa kita. Ada banyak anak Tuhan, menangisi dosanya tapi tidak beranjak dari kesalahan itu! Petrus tinggalkan tempat itu dan kembali kepada pengiringannya kepada Yesus sampai akhir hidupnya. Tidak ada orang yang ingin jatuh, tapi kejatuhan dapat saja terjadi tanpa kita duga. Itu sebabnya kita harus memeriksai diri kita, apakah kita sudah mulai menjauh dari Tuhan, berjalan sendiri dan telah kehilangan kasih yang semula. Mintalah agar Tuhan menghangatkan kasih kita sehingga kita tidak kehilangan kasih yang mula-mula.

Jagalah api Roh Kudus agar selalu menyala. Jika Saudara dalam keadaan terpuruk, Yesus mau memulihkan keadaan Saudara.

Permata Yang Hilang

Yohanes 4:23( baca ay.20-24)
23. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

Renungkan Nehemia 8:6-7

Mengapa anda pergi ke gereja? Memuji? Bersekutu? Banyak yang mengatakan ia datang untuk menyembah TUHAN. Kendatipun demikian menurut Gary Colin, banyak orang yang pulang setelah ibadah tanpa pernah memuja. Sering terjadi dalam ibadah dari minggu ke minggu, banyak jemaat yang datang beribadah dengan sikap, datang terlambat dan tergegas-gegas dari kehidupan yang penuh kerepotan. TUHAN diberi pemberian 'seadanya', mereka menyanyikan beberapa lagu untuk-Nya, kemudian melupakan tentang Dia sementara menyaksikan pertunjukkan di panggung, sambil membiarkan pikirannya mengembara pada hal-hal lain, dan memfokus pada teman-teman mereka. Pada ahirnya mereka berangkat pulang dengan rasa bahagia karena mereka telah menunaikan tugas mingguannya. Mereka tidak pernah berpikir bahwa mereka baru saja pergi ke ibadah untuk menyembah, tetapi penyembahan tidak pernah terjadi di sana. Terdengar familiar? Maka tidak mengherankan jika A.W. Tozer mengatakan: "Penyembahan adalah permata yang hilang dalam gereja."

Kalau saja kita mau jujur, mungkin kita akan mengakui jika selama bertahun-tahun meskipun kita ke gereja dengan setia, itu semua dilakukan karena kebiasaan atau kewajiban, seringkali untuk bertemu teman-teman dan hanya sedikit yang berpikir tentang beribadah. Kata 'worship' dalam bahasa saxon Worth-Ship memiliki arti ibadah yang berharga. Ibadah adalah aneka tindakan dan sikap yang menghargai dan menghormati kelayakan Allah semesta alam yang Maha Agung. Ibadah sejati meliputi memfokus seutuhnya pada Allah dan mengungkapkan penyembahan kita serta ucapan syukur karena Dia berharga, jadi ibadah berpusat pada Allah bukan pada manusia, atau hal lainnya.

Ibadah yang benar terfokus sepenuhnya kepada TUHAN.

Mengandalkan TUHAN

Yeremia 17:7
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”

Orang yang selalu mengandalkan Tuhan adalah orang yang mempunyai iman yang teguh kepada Tuhan. Walaupun banyak masalah yang seringkali dihadapinya, ia tidak bergeser dari keyakinannya pada Firman Tuhan. Lain halnya dengan bangsa Israel yang seringkali meninggalkan Tuhan. Mereka adalah bangsa yang keras tengkuk artinya mereka adalah orang yang tidak mengandalkan Tuhan tetapi berjalan sesuai keinginan hati mereka. Ada keistimewaan yang Tuhan nyatakan bagi orang yang mengandalkan Tuhan, ia akan diberkati dalam keadaan apapun. “Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” Yeremia 17:8.

Ada banyak orang yang dilanda kekuatiran bahkan ketakutan di jaman ini. Krisis ekonomi adalah tahun-tahun kering yang melanda dunia. Krisis keuangan menghantam usaha, perkerjaan dan berimbas pada berbagai hal yang membuat banyak orang kehilangan pengharapan. Namun kalau kita mau mengandalkan Tuhan dan selalu berharap kepada Tuhan, ada jaminan pemeliharaan Tuhan, kita selalu dapat menghasilkan buah, artinya ada berkat-berkat yang Tuhan berikan sehingga berkat-berkat itupun dapat juga dinikmati oleh orang lain. Seringkali kita tidak menerima berkat-berkat-Nya karena kita hanya mengandalkan manusia. “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri …” (Yeremia 17:5). Kita perlu hidup selalu berada dalam Yesus, Dia adalah mata air yang dapat memberikan kesegaran sehingga kita selalu dapat menikmati berkat-berkat-Nya. Hanya orang yang tinggal bersama Yesus yang dapat mengalami janji-janji berkat-Nya.

Orang yang mengandalkan Tuhan akan selalu rindu tinggal bersama Yesus.

Gaya Hidup Allah

Yohanes 17:23 (renungkan ay.20-23)
23. Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

(Baca pula Mazmur 133)

Dalam ayat sebelumnya Yesus baru saja berbicara mengenai "misi" 'Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikianlah pula Aku mengutus mereka ke dalam dunia (ay.18-19). Misi Yesus adalah salah satu tema dominan dari Injil ini dan diberikan sebagai pola bagi pengikut-Nya. Yesus memberikan teladan dengan menguduskan Diri (Kel.28:11) dan menjadi 'korban' (Kel 28:38; Bil 18:9). Ia mengkhususkan diri untuk melakukan kehendak Allah yang mana di titik ini berarti kematian. Yesus mati di kayu salib bukan hanya untuk menyelamatkan kita namun juga untuk mengkhususkan kita bagi pelayanan Allain dari itu yang unik dari bagian ini Yesus juga meneladankan Pola Hubungan-Nya, yaitu hubungan Bapa dan Anak yang akrab dan harmonis. Sejak dalam Kej 1:26 kita menemukan Allah Tritunggal bekerja bersama secara harmonis, dalam satu Pola yang sering disebut gaya hidup Allah/komunitas.

Karena Allah adalah kasih, Dia menghargai hubungan. Sifat dasarnya adalah relasional/ hubungan dan Ia mengidentifikasikan diri/menempatkan diri-Nya dalam istilah keluarga-Bapa, Anak dan Roh Kudus. Tritunggal adala hubungan Allah yang harmonis yang ditunjukkan sejak Kej 1:36 dimana kepada kita disingkapkan; Allah selalu berada dalam hubungan penuh kasih dengan diri-Nya sehingga Ia tidak pernah kesepian. Sekalipun Dia tidak memerlukan keluarga, namun Allah menginginkan, maka Allah merencanakan, mencipta serta menjadikan kita keluarga-Nya.

Sebagai sahabat ALLAH

Yohanes 15:14
“Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.”

Tuhan berjanji pada Abraham bahwa ia akan menjadi bangsa yang besar, ia akan memiliki keturunan yang diberkati dan keturunannya akan menjadi berkat buat bangsa-bangsa lain. Sampai Abraham berusia 90 tahun, Sara isterinya belum juga mengandung, Abraham mulai ragu pada diriNya, apakah ia dapat menerima anak yang Tuhan janjikan. Tetapi Tuhan datang meneguhkan iman Abraham. TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya.” Maka firman-Nya kepadanya: “Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu.” Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Kejadian 15:5-6.

Mengapa Tuhan sampai memberi Abraham gelar ‘sahabat’ dan ia dipercaya oleh Tuhan? (Yakobus 2:23). Abraham mempunyai kualitas sebagai orang beriman, ia tidak mementingkan diri sendiri, tapi ia memiliki kepedulian terhadap orang lain. Abraham mengalah ketika Lot keponakannya dan pegawai-pegawainya bertengkar memperebutkan padang penggembalaan. Seharusnya Abraham berhak untuk memilih lebih dahulu tanah penggembalaannya, tetapi ia menghargai Lot yang lebih muda. Abraham berkata pada Lot: “Jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri” (Kejadian 13:9). waktu itu Lot memilih yang paling baik, tetapi Abraham tidak protes. Setelah Abraham lepaskan yang paling baik untuk orang lain, Tuhan berjanji “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.” (Kejadian 13:14-15).

Sebagai sahabat-sahabat Allah kita perlu membuktikan ketaatan kita pada Tuhan.

TUHAN, Jadikan Aku...

Efesus 4:1 (renungkan ay.1-7)
1. Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu.

TUHAN, jadikan aku sarana untuk menyatakan damai sejahtera-Mu.
Jika di tempat ini ada kebencian, biarlah aku menaburan kasih;
Jika ada pelanggaran, pengampunan;
Jika ada kegelapan, cahaya; dan
Jika ada kesehuhan, sukacita.
Ya TUHANku yang agung, beri aku kemampuan,
Untuk menghibur lebih daripada dihibur;
Untuk memahami lebih daripada dipahami;
Untuk mengasihi lebih daripada dikasihi;
Karena justru dengan memberi kami menerima;
Dengan mengampuni kami diampuni; dan
Dengan kematian kami dilahirkan ke dalam kehidupan yang kekal.

Familiar dengan doa ini? Pastinya dong! Ini adalah doa St. Francis dari Asisi. Sebuah doa yang terkatalog dalam deretan dia paling populer sepanjang masa. Sebuah doa yang mengalir dari hati yang telah diubahkan oleh Yesus. Francis mengungkapkan pemahamannya yang sangat mendalam tentang apa artinya menjadi Kristen-yang harafiahnya berarti seorang 'Kristus kecil'. Seseorang yang hidup untuk menghadirkan "apa yang Kristus telah hadirkan." Sebuah upaya di sengaja untuk menghadirkan Kasih dan Penerimaan Allah di segala suhu dan musim. Suatu komitmen untuk berhenti berfokus pada mengasihi dan melayani diri, dan beralih pada melihat dan menjawab kebutuhan orang lain yang TUHAN bawa mendekat. Spirit untuk menghadirkan dan menghidupi 'shalom'. Bahkan di tempat dan kondisi yang paling mustahil sekalipun. Yesus pernah berujar: dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yoh 13:35). Dan itulah gaya hidup yang dihendaki Kristus dari jemaat-Nya, sebuah kehidupan yang menjadi Surat Terbuka Kristus kepada dunia.

TUHAN yang menuntun umatNYA

Keluaran 3:17
“Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.”

Allah berjanji akan menuntun bangsa Israel keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri yang berkelimpahan susu dan madu (Keluaran 3:17). Ini adalah gambaran dari keselamatan kita. Tuhan melepaskan kita dari belenggu dosa menuju pada kehidupan yang berkelimpahan. Gagasan mengenai keselamatan manusia datang dari Tuhan, bukan dari hati dan pikiran manusia.

Allah menciptakan manusia menurut peta dan teladan-Nya, tetapi manusia disesatkan dan diperdaya oleh iblis, sehingga manusia melanggar perintah Allah dan jatuh ke dalam dosa. Orang berdosa harus dihukum, sebab upah dosa ialah maut atau kematian. Dia adalah Allah yang penuh kasih, tetapi Dia juga adalah Allah yang adil dalam menjatuhkan penghukuman. Ia menghendaki semua manusia selamat dan mereka yang menolak pasti dihukum. Jika kita mengaku dosa kita, maka Tuhan akan mengampuni (I Yohanes 1:9). Tanpa pengakuan dosa, tidak ada pengampunan dan untuk mengaku dosa, kita harus terlebih dulu sadar bahwa kita adalah orang berdosa, semua itu adalah pekerjaan Roh Tuhan.

Setelah menebus manusia dari cengkeraman setan, Tuhan menghendaki kita menjadi milik-Nya untuk selamanya. Dia menuntun dan memimpin kita dalam perjalanan panjang menuju Tanah Perjanjian. Banyak cobaan, rintangan dan godaan harus kita hadapi. Tetapi percayalah, salib yang kita pikul, bukan salib yang terlalu berat. Ia tidak akan membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita (I Korintus 10:13).

Dengan salib kita masing-masing, kita akan berjalan terus bersama Yesus sampai tiba di negeri Perjanjian yaitu Surga yang mulia.

Bapa, Aku Telah Berdosa...!!

Lukas 15:11-12 (baca ay 11-32)
11 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
12 Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.

Institusi pertama yang didirikan TUHAN adalah keluarga, paling hirarkis dan paling kuat ikatannya. Ikatan orang tua dan anak, ikatan antar saudara kandung; adalah ikatan-ikatan paling kuat yang dapat dibayangkan. Mungkin inilah penyebab Allah mengkaitkan ide keluarga, pada hubungan-Nya dengan umat tebusan-Nya.

Debora Tannen, pakar sosiolingustik berpendapat; daya pesona keluarga pada rasa hati, pesona cinta adalah bahwa dalam keluarga, kita memiliki seseorang yang memahami diri kita begitu baiknya tanpa kita perlu menjelaskannya lagi. Daya pesona ini adalah janji adanya seseorang yang peduli pada kita, untuk melindungi kita dari dunia luar yang hendak mencelakakan kita. Namun dalam suatu jalinan yang aneh dan kejam, keluarga juga yang seringkali menimbulkan rasa sakit.

Begitu dekatnya keluarga sehingga mereka juga bisa melihat semua cacat yang kita miliki seakan-akan memakai kaca pembersar. Para anggota keluarga memiliki banyak sekali kesempatan untuk menyaksikan kesalahan kita dan merasa berhak untuk menunjukkannya, demikianlah yang tersirat dalam sikap si sulung dalam kisah anak hilang., yang tidak terima dengan sikap sang bapa kepada anak bungsunya yang datang dan berkata "Bapa aku telah berdosa".

Membangun bait Allah

1 Korintus 3:16
“Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?”

Saat manusia jatuh dalam dosa, manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Namun syukurlah, Yesus datang ke dunia untuk menebus dosa-dosa manusia, setelah disucikan oleh darah Yesus, Tuhan menghendaki agar kita menjadi bait Allah dan Roh Allah ada dalam hidup kita. Untuk menjadi bait Allah yang kudus, kita perlu meletakkan dasar yang benar. “Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” (I Korintus 3:11)

Ada beberapa bahan untuk membangun bait Allah yang dapat kita baca pada ayat selanjutnya, yaitu: Emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, semuanya akan diuji pada saat kedatangan Tuhan dalam api. Emas berbicara sesuatu yang murni. Perak pada zaman dahulu adalah bahan yang banyak digunakan sebagai alat pembayaran, jadi perak berbicara tentang penebusan Yesus. Batu permata merupakan sesuatu yang sangat berharga, hidup kita memiliki nilai yang sangat tinggi di mata Tuhan, ketiga bahan ini jika diuji tidak akan terbakar, tetapi justru akan semakin menunjukkan kemurniannya. Emas, perak dan batu permata berbicara tentang hal-hal rohani. Kayu, rumput kering atau jerami berbicara tentang hal-hal yang jasmani. Dalam 1 Petrus 1:24 dikatakan: “Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering dan bunga gugur.” Saat diuji dengan api, maka kayu, rumput kering atau jerami pasti akan terbakar.

Kita perlu membangun kerohanian kita dengan benar di atas dasar Yesus Kristus. Pertahankanlah kualitas iman yang murni seperti emas, perak dan batu permata, karena bila pekerjaan kita tahan uji, maka kita akan mendapat upahnya.

Sebagai bait Allah yang kudus kita harus selalu hidup dalam kemurnian bahkan kesucian.

Mengampuni Bukan Mendendam

Matius 6:14-15
14. Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
15. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

Kolose 3:13 (baca ay.12-17)
13. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

Adolf Hitler semula berasal dari keluarga Kristen dan ia pernah mengikuti sekolah minggu. Namun ayah-ibunya tak menjadi teladan yg baik, mereka sering bertengkat dan ahirnya mereka bercerai. Ibunya menikah dengan seorang Yahudi yg kerap kali memukuli ibunya. Ketika masuk kuliah, Hitler masuk ke sekolah seni dan menjalani tes gambar. Gambar yg dibuatnya tak terlalu bagus, sehingga pengawaspun mengkritiknya, "Ah, kamu tidak masuk dalam hitungan". Saat tahu pengawas yg juga bersuku sama dgn ayah tirinya itu mengejeknya, ia kemudian menendang gambarnya dan memutuskan keluar dari sekolah tersebut. Ia kemudian sangat membenci suku Yahudi dan mulai melampiaskan kebencian yg ia terima sejak kecil. Akibatnya: 6 juta suku Yahudi dibantai.

Mengapa dari keluarga Kristen muncul anak yg sekejam Hitler? Karena orang tuanya tak dapat menjadi teladan, bahkan menggoreskan luka dan ketidakpuasan bagi Hitler. Banyak faktor berasal dari keluarga tak harmonis menjadi akar pahit dalam kehidupan anak-anak kita dan itu sangat berpengaruh terhadap masa depan mereka kemudian hari.

Perselisihan, iri hati, ketidakpuasan, akar pahit yg terjadi dalam keluarga perlu segera dibereskan sebelum berlarut-larut dan menjadi bom waktu yang suatu saat bisa meledak. Sebagai anak TUHAN, yg telah menerima pengampunan dosa dari-Nya, kita juga harus belajar memberi pengampunan, bahkan kepada orang yg kita anggap tidak layak untuk menerimanya. Pengampunan dan rekonsiliasi diperlukan untuk merekatkan kembali hubungan yg retak.

Terus bertumbuh dan tetap kuat

Ibrani 12:5
“Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: ‘Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya."

Saat baru bertobat, saat menerima keselamatan, saat itulah kita lahir baru sebagai bayi secara rohani. Selanjutnya, kerohanian kita harus bertumbuh terus sampai mencapai kedewasaan penuh. Orang yang sudah beranjak dewasa tidak selalu minum susu, tetapi juga makanan yang keras. Ada kalanya Tuhan menghajar orang-orang yang dikasihi-Nya dan jika mereka dihajar melalui ujian dan pencobaan yang diijinkan-Nya terjadi, mereka tetap taat, berarti Tuhan melihat pertumbuhan rohani mereka. Sebab yang dihajar adalah anak-anak yang telah beranjak dewasa, bukan anak-anak bayi. Tuhan menyediakan bagi Saudara dan saya, apa yang mata belum melihat, apa yang telinga belum pernah mendengar bahkan yang belum pernah timbul dalam hati manusia. Tetapi untuk menikmati semua berkat Tuhan itu, kita harus bertumbuh mencapai kedewasaan penuh.

Mari kita belajar mengucap syukur atas segala kesulitan, kesusahan dan pencobaan yang datang. Semua itu membuat kita bertumbuh di dalam Tuhan, menjadikan kita kuat dalam menghadapi segala sesuatu. Angin ribut boleh datang, tetapi pohon yang teguh berdiri adalah pohon yang mempunyai akar yang kuat. Sebab itu, jadilah orang Kristen yang terus bertumbuh dalam Tuhan. Apapun yang terjadi di sepanjang perjalanan hidup kita, mari tetap berjalan maju dan terus bertumbuh sampai Tuhan Yesus datang kembali. Ingat janji Tuhan “Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” Yesaya 41:10.

Terus bertumbuh dan tetap kuat oleh pertolongan Roh Kudus.