skip to main |
skip to sidebar
Mazmur 150:3-6
3. Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi!
4. Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling!
5. Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang!
6. Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!
Banyak kejadian dalam suatu ibadah dimana orang-orang menjadi tidak dapat memuji TUHAN jika tidak memakai alat-alat, jika alat-alat tidak tersedia (intinya mereka kecewa dan tidak datang kepada TUHAN dengan hati yang benar-benar ingin memuji Dia). Pemain gitar menjadi tidak memuji TUHAN ketika tidak ada gitar tersedia. Pemain drum menjadi tidak memuji TUHAN ketika drum tidak tersedia, atau bahkan jemaat tidak memuji TUHAN karena tidak ada musik yang dimainkan dalam ibadah. Ketahuilah, hal memuji TUHAN tidak terbatas pada sekadar 'tampil' saja di depan panggung, lalu memainkan musik dengan alat yang kita kuasai. TUHAN melihat hati. Pertanyaanya, apakah hatimu benar-benar ditujukan untuk memuji Allah ketika engkau melantunkan musik? Ataukah sebenarnya hanya sebatas penghargaan terhadap diri sendiri? Bukannya memuliakan TUHAN dengan musik ataukah tarian ataukah puji-pujian kita, namun memainkan lantunan musik itu untuk mendapat pujian, sambutan dan lain-lain?
Hal ini menjadi berbahaya ketika terjadi sedemikian rupa, sebab TUHAN tidak sudi kemuliaan-Nya direbut. Ingatlah akan firman yang tertulis "Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan". Sungguh, ketika seorang memuji-muji TUHAN, apalagi 'tampil' di depan, ia harus benar-benar menjaga hatinya.
Dengan alat musik apapun itu (termasuk suara kita yang dianugerahkan TUHAN, tangan kita yang bisa bertepuk tangan, dll), kita dapat memuji TUHAN. Karena bukan media itu yang amat teramat penting, namun hati kita yang sungguh-sungguh ingin memuji Dia dan benar-benar membutuhkan untuk memuji TUHAN.
Rabu, 16 Januari 2013
Bukan Sebatas Memainkan Musik Saja
Mazmur 150:3-6
3. Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi!
4. Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling!
5. Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang!
6. Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!
Banyak kejadian dalam suatu ibadah dimana orang-orang menjadi tidak dapat memuji TUHAN jika tidak memakai alat-alat, jika alat-alat tidak tersedia (intinya mereka kecewa dan tidak datang kepada TUHAN dengan hati yang benar-benar ingin memuji Dia). Pemain gitar menjadi tidak memuji TUHAN ketika tidak ada gitar tersedia. Pemain drum menjadi tidak memuji TUHAN ketika drum tidak tersedia, atau bahkan jemaat tidak memuji TUHAN karena tidak ada musik yang dimainkan dalam ibadah. Ketahuilah, hal memuji TUHAN tidak terbatas pada sekadar 'tampil' saja di depan panggung, lalu memainkan musik dengan alat yang kita kuasai. TUHAN melihat hati. Pertanyaanya, apakah hatimu benar-benar ditujukan untuk memuji Allah ketika engkau melantunkan musik? Ataukah sebenarnya hanya sebatas penghargaan terhadap diri sendiri? Bukannya memuliakan TUHAN dengan musik ataukah tarian ataukah puji-pujian kita, namun memainkan lantunan musik itu untuk mendapat pujian, sambutan dan lain-lain?
Hal ini menjadi berbahaya ketika terjadi sedemikian rupa, sebab TUHAN tidak sudi kemuliaan-Nya direbut. Ingatlah akan firman yang tertulis "Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan". Sungguh, ketika seorang memuji-muji TUHAN, apalagi 'tampil' di depan, ia harus benar-benar menjaga hatinya.
Dengan alat musik apapun itu (termasuk suara kita yang dianugerahkan TUHAN, tangan kita yang bisa bertepuk tangan, dll), kita dapat memuji TUHAN. Karena bukan media itu yang amat teramat penting, namun hati kita yang sungguh-sungguh ingin memuji Dia dan benar-benar membutuhkan untuk memuji TUHAN.
0 comments:
Posting Komentar