skip to main |
skip to sidebar
Efesus 6:18(baca ay 18-20)
18. dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Lutut yang usang bicara tentang doa, doa sebagai pilar penopang Kristiani, dapat kita sebut sebagai nafas orang Kristen. Nah saya merasa, bahwa sebagai umat Kristiani, kita seharusnya punya masalah dengan -celana panjang dengan lutut yang usang - karena kita harus melakukan sebagian besar pekerjaan kita dengan lutut-lutut kita. Sebagaimana yang ditulis oleh William Cowper, pengarang himne dari Inggris, "Setan gemetar tatkala melihat orang suci yang paling lemah sedang berlutut."
Tentu saja kita tidak perlu berlutut untuk berdoa. Alkitab menggambarkan banyak sikap doa. Yesus misalnya, berdiri dan berdoa dengan mata-Nya tertuju ke sorga. Di Getsemani, Dia jatuh tersungkur. Dalam 1 Tawarikh 17:6, Daud duduk di hadapan TUHAN di dalam doa. Terkadang para pahlawan Alkitab berdoa sambil berbaring di tempat tidur mereka, atau seperti yang dilakukan para mudrid bersama Yesus, sambil berjalan di dalam perjalanan.
Tidak ada sikap khusus yg diperlukan agar dapat berdoa dengan efektif, tetapo sikap tubuh menyampaikan ungkapan doa yang berbeda-beda. Berdiri menunjukkan keberanian tertentu. Berjalan mengandung arti persekutuan. Duduk di hadapan TUHAN seperti pendekatan ala bisnis yg praktis. Berlutut menunjukkan kepatuhan, kesungguhan dan kepasrahan.
Kemenangan dalam hidup kita diperoleh melalui lutut-lutut kita. Ketika kita sujud menyembah Allah Yang Mahakuasa, kita mengakui-Nya sebagai "Pencipta, Pembela, Penebus dan Pemelihara" kita. Ketika kita menyerahkan diri kita, rencana kita, serta semua masalah kita kepada-Nua, Dia akan turun tangan bagi kemuliaan nama-Nya dan demi kebaikan kita.
Apakah lutut Anda menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Biarlah setiap kita mengatakan, "Saya melakukan sebagian besar pekerjaan saya di atas lutut-lutut saya."
Rabu, 16 Januari 2013
Lutut Yang Usang
Efesus 6:18(baca ay 18-20)
18. dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Lutut yang usang bicara tentang doa, doa sebagai pilar penopang Kristiani, dapat kita sebut sebagai nafas orang Kristen. Nah saya merasa, bahwa sebagai umat Kristiani, kita seharusnya punya masalah dengan -celana panjang dengan lutut yang usang - karena kita harus melakukan sebagian besar pekerjaan kita dengan lutut-lutut kita. Sebagaimana yang ditulis oleh William Cowper, pengarang himne dari Inggris, "Setan gemetar tatkala melihat orang suci yang paling lemah sedang berlutut."
Tentu saja kita tidak perlu berlutut untuk berdoa. Alkitab menggambarkan banyak sikap doa. Yesus misalnya, berdiri dan berdoa dengan mata-Nya tertuju ke sorga. Di Getsemani, Dia jatuh tersungkur. Dalam 1 Tawarikh 17:6, Daud duduk di hadapan TUHAN di dalam doa. Terkadang para pahlawan Alkitab berdoa sambil berbaring di tempat tidur mereka, atau seperti yang dilakukan para mudrid bersama Yesus, sambil berjalan di dalam perjalanan.
Tidak ada sikap khusus yg diperlukan agar dapat berdoa dengan efektif, tetapo sikap tubuh menyampaikan ungkapan doa yang berbeda-beda. Berdiri menunjukkan keberanian tertentu. Berjalan mengandung arti persekutuan. Duduk di hadapan TUHAN seperti pendekatan ala bisnis yg praktis. Berlutut menunjukkan kepatuhan, kesungguhan dan kepasrahan.
Kemenangan dalam hidup kita diperoleh melalui lutut-lutut kita. Ketika kita sujud menyembah Allah Yang Mahakuasa, kita mengakui-Nya sebagai "Pencipta, Pembela, Penebus dan Pemelihara" kita. Ketika kita menyerahkan diri kita, rencana kita, serta semua masalah kita kepada-Nua, Dia akan turun tangan bagi kemuliaan nama-Nya dan demi kebaikan kita.
Apakah lutut Anda menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Biarlah setiap kita mengatakan, "Saya melakukan sebagian besar pekerjaan saya di atas lutut-lutut saya."
0 comments:
Posting Komentar