skip to main |
skip to sidebar
Matius 25:34-40
40. Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Ketika Dr. Bob Pierce 'seorang Kristen yang legendaris karena kebaikan hatinya kepada sesama- menghadapi ajal karena leukemia, ia tetap bersikeras berkeliling dunia, berupaya untuk membantu memenuhi kebutuhan jutaan orang yang sakit, miskin dan lapar. Akibat penyakitnya itu, ia tidak bisa tidur, dan dokternya memberi resep obat tidur kepadanya. Obat-obat itu menjadi penyelamat bagi Dr. Pierce ketika ia bekerja dengan susah payah.
Tak lama sebelum kematiannya, Dr. Bob mengunjungi sebuah klinik kecil di tepi sungai di hutan Borneo (di Kalimantan, Indonesia). Klinik kecil ini dikelola oleh seorang Kristen lain yang dijuluki "Borneo Bob" Williams. Pada masa kunjungannya itu, Dr. Pierce memperhatikan seorang gadis yang sedang terbaring di sebuah tikar bambu. Ia bertanya pada gadis itu dan diberitahu bahwa gadis itu sedang menghadapi ajal akibat kanker dan hidupnya tinggal beberapa hari saja.
"Mengapa gadis itu berbaring di lumpur sana, padahal ia bisa saja berada di dalam klinik yang enak dan bersih ini?" tanya Pierce.
Borneo Bom menjelaskan bahwa gadis itu tinggal di hutan dan ingin berbaring di dekar sungai karena lebih sejuk. Ia membuat permintaan khusus untuk diijinkan berbaring di tempat itu sepanjang hari. Hati Pierce tersentuh ketika ia berlutut di sebelah gadis itu, mengusap dahinya dan berdoa baginya. Gadis itu membuka matanya dan menggumankan sesuatu dalam bahasa ibunya. Borneo Bob menerjemahkan kata-katanya. Gadis itu merasa sangat kesakitan, tapi ia tidak bisa tidur.
Dr. Pierce menyeka air matanya dan memasukkan tangan ke dalam sakunya untuk mengambil botol obat tidurnya yang sangat berharga baginya. Pierce memberikannya kepada Borneo Bob dengan berkata, "Anda harus memastikan bahwa mulai sekarang ia bisa tidur malam dengan nyenyak."
Baru beberapa hari sesudahnya Pierce mendapatkan obat tidur yang baru, dan sebelumnya ia menderita setiap malam karena insomnia yang menyakitkan. Tetapi, ketika ia kembali ke rumahnya ia menemukan sebuah surat dari Borneo Bob yang mengabarkan bahwa gadis itu sudah meninggal dan salah satu pesan terakhir yang dikatakannya adalah "Tolong sampaikan terima kasih saya kepada orang yang baik hati itu, yang memberi saya obat ini, sehingga saya bisa tidur."
Mungkin kita tidak bisa bepergian mengelilingi dunia dan membantu jutaan orang. Munkin kita tidak dapat mendirikan sekolah, panti asuhan atau lembaga amal yang besar seorang diri. Namun, kita bisa menyingsingkan lengan baju kita, bertindak, menawarkan pertolongan dan menjadi tangan-tangan Yesus, sehingga orang lain bisa mengenal hati Yesus. Itulah kehidupan sejati - dan merupakan bagioan dari tugas kita. Kita harus selalu ingat bahwa ketika kita melakukan sesuatu untuk saudara-saudara Yesus Kristus yang berkekurangan, kita melakukannya bagi-Nya.
Gbu
Rabu, 16 Januari 2013
Lengan Baju Yang Tersingsing
Matius 25:34-40
40. Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Ketika Dr. Bob Pierce 'seorang Kristen yang legendaris karena kebaikan hatinya kepada sesama- menghadapi ajal karena leukemia, ia tetap bersikeras berkeliling dunia, berupaya untuk membantu memenuhi kebutuhan jutaan orang yang sakit, miskin dan lapar. Akibat penyakitnya itu, ia tidak bisa tidur, dan dokternya memberi resep obat tidur kepadanya. Obat-obat itu menjadi penyelamat bagi Dr. Pierce ketika ia bekerja dengan susah payah.
Tak lama sebelum kematiannya, Dr. Bob mengunjungi sebuah klinik kecil di tepi sungai di hutan Borneo (di Kalimantan, Indonesia). Klinik kecil ini dikelola oleh seorang Kristen lain yang dijuluki "Borneo Bob" Williams. Pada masa kunjungannya itu, Dr. Pierce memperhatikan seorang gadis yang sedang terbaring di sebuah tikar bambu. Ia bertanya pada gadis itu dan diberitahu bahwa gadis itu sedang menghadapi ajal akibat kanker dan hidupnya tinggal beberapa hari saja.
"Mengapa gadis itu berbaring di lumpur sana, padahal ia bisa saja berada di dalam klinik yang enak dan bersih ini?" tanya Pierce.
Borneo Bom menjelaskan bahwa gadis itu tinggal di hutan dan ingin berbaring di dekar sungai karena lebih sejuk. Ia membuat permintaan khusus untuk diijinkan berbaring di tempat itu sepanjang hari. Hati Pierce tersentuh ketika ia berlutut di sebelah gadis itu, mengusap dahinya dan berdoa baginya. Gadis itu membuka matanya dan menggumankan sesuatu dalam bahasa ibunya. Borneo Bob menerjemahkan kata-katanya. Gadis itu merasa sangat kesakitan, tapi ia tidak bisa tidur.
Dr. Pierce menyeka air matanya dan memasukkan tangan ke dalam sakunya untuk mengambil botol obat tidurnya yang sangat berharga baginya. Pierce memberikannya kepada Borneo Bob dengan berkata, "Anda harus memastikan bahwa mulai sekarang ia bisa tidur malam dengan nyenyak."
Baru beberapa hari sesudahnya Pierce mendapatkan obat tidur yang baru, dan sebelumnya ia menderita setiap malam karena insomnia yang menyakitkan. Tetapi, ketika ia kembali ke rumahnya ia menemukan sebuah surat dari Borneo Bob yang mengabarkan bahwa gadis itu sudah meninggal dan salah satu pesan terakhir yang dikatakannya adalah "Tolong sampaikan terima kasih saya kepada orang yang baik hati itu, yang memberi saya obat ini, sehingga saya bisa tidur."
Mungkin kita tidak bisa bepergian mengelilingi dunia dan membantu jutaan orang. Munkin kita tidak dapat mendirikan sekolah, panti asuhan atau lembaga amal yang besar seorang diri. Namun, kita bisa menyingsingkan lengan baju kita, bertindak, menawarkan pertolongan dan menjadi tangan-tangan Yesus, sehingga orang lain bisa mengenal hati Yesus. Itulah kehidupan sejati - dan merupakan bagioan dari tugas kita. Kita harus selalu ingat bahwa ketika kita melakukan sesuatu untuk saudara-saudara Yesus Kristus yang berkekurangan, kita melakukannya bagi-Nya.
Gbu
0 comments:
Posting Komentar