skip to main |
skip to sidebar
Kejadian 26:5 (baca ay.3-5)
5. karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."
Istilah karena dalam ayat diatas, menyebabkan kita melihat ada kerenggangan antara penawaran: janji yang bebas dan tak bersyarat kepada Abraham, dengan janji bersyarat berdasarkan ketaatan Abraham pada segala perintah, ketetapan dan hukum Allah. Janji dan berkat, tetap mendahului perintah untuk taat dan melaksanakan segala perintah Allah. Jelas ketaatan di sini bukan merupakan syarat bagi Abraham untuk menerima berkat Allah.
Janji tersebut tidak bertentangan dengan hukum Allah, baik perjanjian berkat kepada Abraham maupun berkat hidup kekal bagi kita. Pemberi janji yang memprakarsai perjanjian dengan para patriakh ini, adalah sosok yang sama, yang memberikan perintah, hukum dan ketetapan. Maka, ketaatan bukan syarat untuk menerima berkat yang dijanjikan dari Allah melainkan merupakan bukti peran-serta sesungguhnya dalam perjanjian yang sama tersebut. Karena Allah setia, para patriakh dimungkinkan menerima berkat-berkat yang dijanjipun sekalipun mereka sendiri tidak berperan serta secaralangsung dalam mengadakan perjanjian dengan Allah.
Itu sebabnya, unsur-unsur persyaratan yang diragukan dalam perjanjian Abraham (dan Daud) tak pernah mengurangi elemen-elemen pokok perjanjian itu, juga tak menambah syarat-syaratnya. Hal tentang kewajiban, ketaatan, yang terkait erat dengan perjanjian itu adalah hasil kelanjutan dan bukan prasayarat untuk menjadi peserta dalam menerima berkat Allah.
Rabu, 16 Januari 2013
Diberkati Karena Abraham Telah Mendengarkan Firman Allah
Kejadian 26:5 (baca ay.3-5)
5. karena Abraham telah mendengarkan firman-Ku dan memelihara kewajibannya kepada-Ku, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukum-Ku."
Istilah karena dalam ayat diatas, menyebabkan kita melihat ada kerenggangan antara penawaran: janji yang bebas dan tak bersyarat kepada Abraham, dengan janji bersyarat berdasarkan ketaatan Abraham pada segala perintah, ketetapan dan hukum Allah. Janji dan berkat, tetap mendahului perintah untuk taat dan melaksanakan segala perintah Allah. Jelas ketaatan di sini bukan merupakan syarat bagi Abraham untuk menerima berkat Allah.
Janji tersebut tidak bertentangan dengan hukum Allah, baik perjanjian berkat kepada Abraham maupun berkat hidup kekal bagi kita. Pemberi janji yang memprakarsai perjanjian dengan para patriakh ini, adalah sosok yang sama, yang memberikan perintah, hukum dan ketetapan. Maka, ketaatan bukan syarat untuk menerima berkat yang dijanjikan dari Allah melainkan merupakan bukti peran-serta sesungguhnya dalam perjanjian yang sama tersebut. Karena Allah setia, para patriakh dimungkinkan menerima berkat-berkat yang dijanjipun sekalipun mereka sendiri tidak berperan serta secaralangsung dalam mengadakan perjanjian dengan Allah.
Itu sebabnya, unsur-unsur persyaratan yang diragukan dalam perjanjian Abraham (dan Daud) tak pernah mengurangi elemen-elemen pokok perjanjian itu, juga tak menambah syarat-syaratnya. Hal tentang kewajiban, ketaatan, yang terkait erat dengan perjanjian itu adalah hasil kelanjutan dan bukan prasayarat untuk menjadi peserta dalam menerima berkat Allah.
0 comments:
Posting Komentar