skip to main |
skip to sidebar
Mazmur 103:1-5
1. Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
2. Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
3. Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
4. Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
5. Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.
Sering kali kita meremehkan berkat TUHAN, terlebih lagi atas hal-hal yang biasa kita terima.
Sebuah legenda menceritakan suatu hari matahari tidak terbit. Jam 6 pagi masih gelap. Jam 7 masih seperti malam. Ketika tengah hari terasa seperti tengah malam. Pada jam 4 sore hari, semua orang datang ke gereja memohon matahari kepada TUHAN. Keesokan harinya semua orang berkumpul dan memandang ke timur. Ketika sinar matahari tampak di timur, semua bersorak dan memuji TUHAN.
Pemazmur tahu, bahwa ia tak dapat mengingat semua perbuatan Allah baginya. Ia sadar kemungkinan ia melupakan itu semua, maka ia membangunkan jiwanya dan mendorongnya untuk tidak melupakan segala kebaikan TUHAN (ay.2). Banyak kebaikan yang TUHAN perbuat padanya (ay.3-5).
Karena kebaikan TUHAN selalu hadir bagaikan matahari, adalah berbahaya bila kita melupakan apa yang ditunjukkan-Nya setiap hari. Mari kita menghitung berkat-berkat TUHAN.
Rabu, 16 Januari 2013
Hari Ketika Matahari Tak Bersinar
Mazmur 103:1-5
1. Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku!
2. Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
3. Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu,
4. Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
5. Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali.
Sering kali kita meremehkan berkat TUHAN, terlebih lagi atas hal-hal yang biasa kita terima.
Sebuah legenda menceritakan suatu hari matahari tidak terbit. Jam 6 pagi masih gelap. Jam 7 masih seperti malam. Ketika tengah hari terasa seperti tengah malam. Pada jam 4 sore hari, semua orang datang ke gereja memohon matahari kepada TUHAN. Keesokan harinya semua orang berkumpul dan memandang ke timur. Ketika sinar matahari tampak di timur, semua bersorak dan memuji TUHAN.
Pemazmur tahu, bahwa ia tak dapat mengingat semua perbuatan Allah baginya. Ia sadar kemungkinan ia melupakan itu semua, maka ia membangunkan jiwanya dan mendorongnya untuk tidak melupakan segala kebaikan TUHAN (ay.2). Banyak kebaikan yang TUHAN perbuat padanya (ay.3-5).
Karena kebaikan TUHAN selalu hadir bagaikan matahari, adalah berbahaya bila kita melupakan apa yang ditunjukkan-Nya setiap hari. Mari kita menghitung berkat-berkat TUHAN.
0 comments:
Posting Komentar