Rabu, 16 Januari 2013

Kasut Yang Berdebu


Lukas 14:23
23. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.
Sejarawan E.H. McKinley menulis bahwa William Booth mendirikan Bala Keselamatan bagi "tukang pukul istri, orang yang curang dan suka menggertak, pelacur, anak laki-laki yang suka mencuri uang belanja keluargaya, dan suami yang tidak setia. Booth, istrinya dan kedelapan anak mereka membawa Injil ke tempat-tempat yang tidak bersih apalagi nyaman. Di tengah semua rintangan itu, William dan Catherin Booth tetap teguh melangkah, mereka menolak untuk berputus asa. Perkataan William yang paling terkenal adalah "Carilah jiwa-jiwa dan carilah yang paling buruk!"
Dalam rangka menanggapi tekadnya itu, William Booth, istrinya dan anak-anak mereka membiarkan sepatu mereka tercemari debu dunia ini. Mereka menanggapnya sebagai kehormatan sekaligus kewajiban untuk melakukannya. Setiap hari mereka meninggalkan rasa aman di rumah mereka dan bertualang ke berbagai jalanan di berbagai kota besar di dunia untuk memperkenalkan Kristus yang sanggup memenuhi kebutuhan banyak orang.
Pada masa Yesus, orang-orang memakai kasut, sehingga kaki mereka berdebu. Pada masa itu, Anda tidak dapat keluar rumah dan berjalan lebih dari beberapa langkah di atas jalanan yang kotor, melewati ladang, atau bukit bahkan di atas jalanan beraspal di Yerusalem tanpa melihat kaki Anda berdebu. Itulah sebabnya sudah menjadi kebiasaan yang umum dalam bersopan santun bagi tuan rumah untuk menyediakan seorang pelayan untuk mencuci kaki para tamu yang singgah ke rumahnya (Lukas 7:36-50; Yohanes 13:3-14).
Mengingat kita sekarang tidak memakai sandal dan berjalan di jalanan berdebu, tradisi itu tidak lagi diterapkan, meskipun demikian makna kiasannya masih berlaku sampai sekarang. Jika kita ingin memenuhi Amanat Agung Yesus Kristus, kita harus keluar dari rumah kita membiarkan alas kaki saya berdebu untuk kerajaan-Nya.

0 comments:

Posting Komentar