Minggu, 01 Juli 2012

Mengampuni Bukan Mendendam

Matius 6:14-15
14. Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
15. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

Kolose 3:13 (baca ay.12-17)
13. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.

Adolf Hitler semula berasal dari keluarga Kristen dan ia pernah mengikuti sekolah minggu. Namun ayah-ibunya tak menjadi teladan yg baik, mereka sering bertengkat dan ahirnya mereka bercerai. Ibunya menikah dengan seorang Yahudi yg kerap kali memukuli ibunya. Ketika masuk kuliah, Hitler masuk ke sekolah seni dan menjalani tes gambar. Gambar yg dibuatnya tak terlalu bagus, sehingga pengawaspun mengkritiknya, "Ah, kamu tidak masuk dalam hitungan". Saat tahu pengawas yg juga bersuku sama dgn ayah tirinya itu mengejeknya, ia kemudian menendang gambarnya dan memutuskan keluar dari sekolah tersebut. Ia kemudian sangat membenci suku Yahudi dan mulai melampiaskan kebencian yg ia terima sejak kecil. Akibatnya: 6 juta suku Yahudi dibantai.

Mengapa dari keluarga Kristen muncul anak yg sekejam Hitler? Karena orang tuanya tak dapat menjadi teladan, bahkan menggoreskan luka dan ketidakpuasan bagi Hitler. Banyak faktor berasal dari keluarga tak harmonis menjadi akar pahit dalam kehidupan anak-anak kita dan itu sangat berpengaruh terhadap masa depan mereka kemudian hari.

Perselisihan, iri hati, ketidakpuasan, akar pahit yg terjadi dalam keluarga perlu segera dibereskan sebelum berlarut-larut dan menjadi bom waktu yang suatu saat bisa meledak. Sebagai anak TUHAN, yg telah menerima pengampunan dosa dari-Nya, kita juga harus belajar memberi pengampunan, bahkan kepada orang yg kita anggap tidak layak untuk menerimanya. Pengampunan dan rekonsiliasi diperlukan untuk merekatkan kembali hubungan yg retak.

0 comments:

Posting Komentar